3.6.08

Davy & Ika - 31 Mei 2008

Sebenarnya aku ingin mencurahkan apa yang ada dipikiranku saat ini, sebuah pikiran yang sedang berkecamuk dalam hati dan pikiranku, tapi mungkin saat ini aku lebih ingin menceritakan hal yang baru saja terjadi dalam hidup sahabatku.

Setiap orang bilang saat-saat menjelang pernikahan adalah saat yang tersulit (hmmmm....dimana menurutku saat-saat mempertahankan pernikahan adalah saat yang sulit ) mungkin ini juga yang dialami oleh seseorang yang tidak hanya sebagai sahabat tetapi lebih merupakan teman, kakak, saudara bagiku, saat menjelang pernikahannya muncul halangan dan rintangan yang membuat tensi naik, yah...suatu hal yang wajar karena acara pernikahan itu adalah acara menyatukan tidak hanya sepasang mempelai itu tetapi juga menyatukan 2 keluarga yang berbeda, dimana masing-masing mempunyai keunikannya sendiri.

Tetapi pada hari Sabtu, 31 Mei 2008 tepatnya pukul 13.30 WIB sahabatku melangkah menuju altar, dilanjuti dengan mempelai wanita yang mengenakan gaun putih melangkah perlahan, semua mata memandang sang mempelai wanita, mengagumi dan juga terharu karena langkah yang dilakukan pada saat itu merupakan langkah besar dalam hidup seseorang.

Imam : ”Davy dan Ika yang berbahagia, kalian datang kemari untuk meresmikan pernikahan kalian di hadapan Gereja. Maka atas nama Gereja yang Kudus, saya minta supaya kalian menyatakan maksud dan isi hati kalian di hadapan saya dan para saksi”

Davy & Ika : ”Romo Susilo Wijoyo yang kami hormati, kami berdua telah bersatu hati dan memilih satu sama lain sebagai teman hidup. Maka kami mohon kesediaan Romo, sebagai perantara Kristus, untuk mengukuhkan dan meresmikan hubungan kami sebagai suami-istri yang sah menurut tata cara Gereja Katolik”

Rangkaian kalimat yang keluar dari sepasang manusia didepan Romo meminta agar Romo dapat membantu menikahkan mereka berdua, menggema didalam kesunyian gereja katolik Theresia. Jemaat dengan khidmat mendengar dan memperhatikan jalannya pemberkatan nikah tersebut, beberapa diantara mereka terutama kaum hawa mulai menitikan air mata terharu, termasuk istriku pada saat itu.

... Rona bahagia
Terpancar dari anggukan
Saat kupasangkan...
Pasang cincin di jemari...

Lantunan Tak sebebas Merpati dari Kahitna seketika memenuhi pikiranku saat mereka saling memasangkan cincin di jari manis masing-masing, mungkin mereka tak akan sebebas merpati, tetapi mereka telah melangkah bersama membentuk sebuah rumah tangga

Acara dilanjutkan malamnya dengan resepsi pernikahan di Omah Sendok, sebuah garden party yang cozy dan penuh keakraban, acaranya sendiri cukup seru diiringi lantunan suara indah milik istriku, Arie dan Ibu Mertuaku...ditambah dengan lantunan yang cukup indah dari temanku
Rangkaian acara pun ditutup dengan after party teman-teman dekat Davy dan Ika di sebuah lounge yang terletak di lantai tertinggi Menara Imperium.
Letih, ngantuk karena aku dan istriku telah menemani sahabat kami berdua sejak malam sebelumnya bercampur dengan rasa senang melihat sahabat, saudaraku akhirnya bersanding di depan altar gereja mengucapkan janji suci, bahagia karena aku bisa memberikan bantuan meskipun kecil dimoment penting dalam hidup saudaraku tersebut.

Selamat berbahagia bro, may your life always fill with happiness and your marriage will last forever until death do your parts

Tidak ada komentar: